Jumat, 10 April 2015
Bayang Pembenci

Tentang hidup yang kuketahui semakin hari semakin membuatku muak. Aku tak percaya bahwa setelah sekian hari aku masih berdiri pada hidupku. Setiap malam aku menangisi hidupku. Kadang pula disiang hari aku menertawakannya. Aku heran pada diriku sendiri. Apa yang terjadi? Aku tak mendapatkan yang kucari dan akan pernah mendapatkannya. Karena yang kucari memanglah ketiadaan.

Terlalu banyak ketakutan yang membuatku semakin benci. Benci pada semua yang ada. Semua yang terlihat. Aku terus mencari. Di balik seluruh kisah hidup. Berjalan dibawah matahari. Menggapai bayanganku sendiri. Yang kutemukan adalah diriku sendiri. Bukan mereka yang katanya adalah teman. Bukan mereka yang katanya saudara. Sungguh mereka hanyalah berdusta jika akan selalu ada. Sama ketika aku tak pernah ada untuk mereka. Ketika dalam kelupaanku, sekali lagi aku tak menemukan siapa-siapa. Mungkin aku terlalu banyak menginginkan ataukah memang aku tak menginginkan apa-apa. Aku semakin tenggelam dalam pikiranku sendiri. Dalam gelapku.

Tak ada Guru yang menuntun. Yang ada adalah waktu yang terus berputar. Sampai detik inipun aku tak pernah melihat waktu. Dimanakah waktu itu? Apa ia Tuhan? Mengapa ia terlalu berkuasa atas hidupku. Ia berjalan semaunya diatas kehidupanku. Bahkan membiarkanku berdiam dalam ketakutan. Ia membawa gembiraku yang pernah ia bentangkan didepanku. Ketakutan itu pula yang membuatku tak lagi takut pada apapun. Aku tak merasakan lagi sakit karena sakit itu sudah sampai pada puncaknya.

Rasanya aku ingin merobek-robek perut waktu itu. Mengambil kembali semua yang pernah dibiarkannya tumbuh kemudian dimakannya kembali. Ia membuat semuanya seperti awan. Selalu menciptakan bentuk-bentuknya. Kadang aneh, kadang indah. Seperti itulah hidup.

Sekali lagi kukatakan saat ini aku tak pernah peduli lagi dengan masa depan. Tentang apa yang akan kutemui selanjutnya. Aku sudah membenci waktu yang seenaknya menciptakan bentuknyta pada hidupku. Yang tak pernah membuat segala sesuatunya abadi. Seakan ia mempermainkanku. Iyah.. mereka semua pergi. Mereka semua tumbuh. Sementara aku? Aku berubah menjadi pembenci.

0 komentar:

Posting Komentar