Senin, 01 Desember 2014
Berharap Hujan

Hari pertama di Bulan Desember. Aku sangat bersemangat. Sudah lama memang aku merindukan bulan ini. Bulan yang awannya sering dilukis kelabu. Hanya saja hari ini aku belum melihat hujan. Hanya sedikit mendung. Tak apalah meski aku berharap lebih hujan akan turun.

Aku pun tak mengerti mengapa aku sangat menyukai kemendungan. Apa karena perasaanku yang selalu kelam. Aku tak tahu. Rasa cintaku pada Desember mengalir sendiri. Seperti air yang mencari jalannya.

Hanya saja, aku selalu merasa sendiri. 

Saat itu aku akan berjalan sendiri. Tanpa tujuan. Setelah lelah aku akan menuju ke suatu tempat. Kuanggap bisa menenangkanku. Di pantai? Bukan. Aku tak suka pantai. Sungai? Aku suka, tapi disini tak ada sungai. Lalu kemana aku singgah? Aku punya tempat di salah satu sudut kota ini.

Aku tak butuh orang lain. Aku hanya membutuhkan diriku sendiri. Disini aku akan bermain dengan diriku sendiri. Dan mengumpat sang waktu yang datang mengintip.  Aku bertanya, mengapa waktu yang selalu terburu-buru. Tak bisakah kau berpihak padaku saja.

Aku terlalu banyak merindukan masa indahku. Selalu menyimpan rasa sakit terhadap waktu yang setiap hari mengambil umurku. Membuatku menjadi semakin tua. Dan menjadi lebih tua itu adalah hal yang sangat tidak menyenangkan. Tak ada mainan dan tak ada teman.

Kau tahu kenapa aku suka Desember? Karena Desember selalu hujan. Tentu. Dan saat Desemberlah aku bisa menangis lebih banyak. Tak akan  ada yang tahu kalau aku sedang menangis saat aku membiarkan air hujan membasahiku. Membasahi mataku yang basah.

Hari ini aku berharap hujan. Hanya saja mendung masih betah bermain. Mungkin ia lupa kalau ada hujan dibaliknya.

Makassar, Hari Kedua di Bulan Desember, 2014.


0 komentar:

Posting Komentar