Rabu, 03 Desember 2014
Hujan Sudah Mulai Turun

Hari ini, hujan sudah turun di kota Makassar. Aku suka itu. Pagi, ketika aku membuka pintu kamar, ada hawa dingin yang langsung menerobos masuk. Kubiarkan mataku terpejam. Kuhirup udara yang basah pada pagi itu.Setitik dua titik air jatuh dari atap. Daun mangga masih menyisakan air diatasnya.

Aku bergegas kembali masuk. Mengambil selimut dan menutup mata. Kuputar sebuah lagu. Lagu yang tidak pernah bosan kuputar sejak dua tahun lalu sejak pertama kali aku mendengar lagu ini.

Kutekan tombol play pada handphoneku. Dan....

Selalu ada, yang bernyanyi dan berelegi 
di balik awan hitaaam...
semoga ada, yang menerangi sisi gelap ini
menanti seperti pelangi, 
setia menunggu hujan reda
aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desem...ber...
di bulan Desembeeeer..
Sampai nanti ketika hujan tak lagi meneteskan luka
meretas duka sampai hujan memulihkan luka...

Kuputar terus berharap mataku kembali tertutup. Tapi enggan, meski selimutku sudah sangat hangat.
 Aku kembali mengingat banyak kenangan. Ya Tuhan... aku benci hal yang satu ini. Aku benci harus menyiksa diriku dengan perasaan rindu. Rindu yang selalu menendang-nendang dinding otakku. Dan itu menyakitkan.

Tak tahan berlama-lama dalam keadaan seperti ini. Perasaan apa ini. Serasa aku ingin membeli lemari penyimpan kenangan. Kulipat semua kenanganku. Lalu kususun rapi hingga semua menumpuk memenuhi lemari. Terakhir aku akan mengunci lemari itu kemudian kuncinya kutenggelamkan dilaut.

Sudahilah. Aku berontak dengan diriku sendiri. Kuambil handuk, dan masuk kekamar mandi. Menyiram kepalaku dengan air yang pagi ini terasa sangat dingin. Biarlah, supaya kekacauan dalam otakku ini ikut membeku.

Hari ini aku ada janji dengan dosenku. Kubuka kembali pintu kamarku, dan gerimis masih setia menungguku diluar sana. Baiklah.. Mari bersalaman dengan tubuhku. Basahi saja aku.



Makassar, hari keempat di bulan Desember, 2014.

0 komentar:

Posting Komentar